Hentikan Kebiasaan Buruk Menunda Pekerjaan Melalui 7 Strategi ini Berikut Trik Berbaur dengan Kolega Usia Lebih Tua

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)-  Di kantor, mungkin Anda menjumpai seorang rekan kerja yang sering menunda pekerjaan. Atau justru Anda juga sering melakukannya? Ada banyak alasan mengapa seseorang untuk menunda pekerjaan. Seperti pekerjaan dinilai terlalu sulit, menghadapi pekerjaan baru yang belum pernah dikerjakan, atau tidak ada arahan bagaimana cara memulai pekerjaan tersebut.

Bagaimanapun, mengutip femina.id, menunda pekerjaan akan berdampak buruk bagi diri sendiri atau orang lain. Procrastination atau sikap menunda pekerjaan adalah respon alami dalam otak manusia saat akan mengerjakan sesuatu yang belum dipahaminya. Ini muncul ketika seseorang memperlajari hal baru, sulit atau tidak disukai. Agar terhindar dari sikap menunda-nunda, Anda dapat menerapkan strategi ini:

1 Jadwalkan Waktu Deep Work Secara Konsisten

Deep Work adalah bekerja dengan konsentrasi penuh tanpa gangguan apapun. Menurut Alice Boyes, dalam artikel How To Stop Procrastinating, deep work memang penuh tantangan, namun lakukanlah suatu pekerjaan dengan pola yang sama setiap hari, sehingga menjadi lebih ringan dikerjakan. Kebiasaan yang terus menerus dilakukan akan membuat Anda otomatis melakukannya. Contohnya, belajar bahasa baru atau berlatih di gym setiap hari di waktu yang sama akan mudah dilakukan. 

2 Buatlah Catatan

Catat hal-hal penting sebagai pengingat, bisa dicatat di booknote, laptop atau smartphone. Catatan ini akan membantu saat Anda mengerjakan tugas. Tulis detail dari setiap perkerjaan yang akan Anda lakukan satu persatu, dan lakukan dengan berurutan. Tanpa disadari, pekerjaan yang sulit telah selesai Anda kerjakan.

3 Jauhkan distraksi

Sediakan waktu untuk membalas semua email yang penting selama 10 menit, kemudian konsentrasilah di pekerjaan. Anda dapat berkonsentrasi penuh dalam pekerjaan dengan menjauhkan distraksi. Hindari membuka handphone atau sosial media saat sedang bekerja. Internet atau sosial media ialah distraksi terbesar saat bekerja. Jika Anda bekerja di rumah dan memiliki anak, pilih jam-jam di mana anak sedang sekolah atau sedang tidur sebagai waktu Anda bekerja.

4  Atasi Perasaan Negatif

Jika Anda pernah gagal di tugas yang lalu, hal ini akan membuat Anda merasa tidak akan berhasil untuk mengerjakan tugas baru. Sangat normal jika Anda kecewa dengan hasil pekerjaan yang lalu, namun sebenarnya, Anda dapat belajar melalui pengalaman dari tugas yang lalu. Atasi perasaan negatif yang datang dengan meyakinkan diri Anda untuk mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin. Jangan lupa untuk menghindari kesalahan seperti di tugas sebelumnya.

5  Kerjakan yang Mudah Lebih Dulu

Cobalah pertimbangkan pekerjaan sulit yang sering Anda hindari. Mulailah dari pekerjaan yang mudah lebih dulu yang Anda kuasai, baru bertahap ke pekerjaan lain yang lebih sulit, hingga akhirnya pekerjaan yang Anda nilai sulit dan sering Anda hindari bisa Anda kerjakan.

6  Hindari Meremehkan Pekerjaan

Ada pekerjaan sangat mudah untuk Anda dan Anda meremehkannya dengan menunda. Ini bisa jadi boomerang, sehingga kadang terlewat. Ujung-ujungnya, saat deadline tiba, Anda terburu-buru untuk mengerjakannya. Jangan terlalu santai, semudah apapun tetap harus diselesaikan saat itu juga. Tetaplah disiplin dan teliti dalam mengerjakan tugas.

7 Fokus pada Rencana Pekerjaan

Mengerjakan pekerjaan sulit yang menantang sepanjang hari akan cenderung membuat seseorang untuk menunda pekerjaan. Jangan berlebihan pada diri sendiri. Sebaiknya, rencanakan untuk fokus dalam 90 menit setiap hari, buatlah progres baru setiap hari agar pekerjaan yang menantang dapat terselesaikan. 

Usia Kolega  Lebih Tua

Fresh graduate yang memasuki dunia kerja saat ini merupakan Generasi Z (Gen Z) yang lahir antara tahun 1997-2012. Mereka adalah profesional muda yang baru lulus kuliah dan mungkin akan mengalami kesulitan untuk berteman dengan rekan kerja yang lebih tua di kantor. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, seperti tahap kehidupan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, dimana para kolega mereka sudah mapan secara karier atau sudah membangun keluarga. Bisa juga karena perbedaan cara hidup dan nilai-nilai dalam bekerja. Hal ini tentu saja akan mewarnai dinamika kantor.

Seperti generasi sebelumnya, atau generasi milenial, Gen Z juga sangat mendewakan konsep work-life balance. Standar gaji yang tinggi bukanlah satu-satunya ukuran mereka untuk menerima pekerjaan. Namun, faktor mental health dan waktu kerja yang lebih fleksibel merupakan hal-hal yang menjadi pertimbangan para new jober ini menerima suatu pekerjaan. 

 

Bagi Gen Z, mengutip femina.id, yang baru pertama kali masuk kantor, penting untuk berteman dengan rekan kerja yang lebih senior. Menurut Jeff Tan, penulis di Harvard Business Review, bagaimanapun memperkuat hubungan dengan kolega senior tidak hanya dapat menghasilkan lingkungan kerja yang lebih kondusif, tapi juga membuat para gen Z lebih baik dalam pekerjaan, sekaligus membuka peluang profesional di masa mendatang.

Berikut beberapa strategi bagi Gen Zuntuk mengembangkan hubungan dengan mentor atau teman lintas usia, saran Jeff Tan:

1. Bingkai Ulang Pemikiran Anda

Anda mungkin merasa sedikit tertekan untuk terlihat berpengetahuan luas atau impresif diantara kolega yang lebih tua. Untuk menghilangkan perasaan-perasaan negatif tersebut, cobalah menganggap mereka seperti teman sebaya meski pun usia mereka jauh lebih senior. Ketika Anda mengubah mindset dan cara pandang, Anda akan lebih mudah untuk memulai diskusi atau mengerjakan proyek bersama mereka.

2. Terhubung dengan Mereka

Sesekali ajaklah mereka untuk ngopi bareng atau sekadar ngobrol virtual melalui ponsel. Ini penting untuk mengetahui tentang kehidupan personal kolega senior Anda. Cobalah tanyakan apa yang menjadi hobi dan minat mereka atau hal-hal yang mereka sukai, seperti film, musik, makanan favorit atau tempat liburan favorit. Dengarkan cerita mereka dengan seksama. Ingatlah topik dan nilai apa saja yang penting bagi mereka. Perlakukan mereka seperti Anda memperlakukan sahabat Anda.

3. Berinvestasilah Pada Mentor yang Membangun

Mintalah saran dari kolega senior untuk pekerjaan yang Anda belum pahami. Dari sini bisa terlihat, mereka yang antusias dan dengan senang hati membantu Anda bisa menjadi mentor potensial untuk Anda. Membina hubungan dengan orang-orang seperti ini bagus untuk perkembangan pekerjaan dan karier Anda. Belajarlah banyak hal dari mereka, tidak hanya yang berkaitan dengan pekerjaan, namun juga nilai-nilai kehidupan, seperti kesabaran dan keuletan. Bagaimana pun juga Anda butuh senior yang mendukung Anda di kantor.

4. Tahu Batasan

Tahu batasan bahwa tidak setiap orang bisa menjadi teman Anda. Tidak perlu kecewa jika Anda tidak bisa membangun koneksi dengan seseorang yang Anda kagumi. Seperti pribahasa di kehidupan, bird of a feather flock together. Yang artinya, orang yang memiliki karakter hampir sama akan berteman dan menghabiskan waktu bersama. Anda bisa cocok dengan orang-orang tertentu atau bisa juga Anda tidak cocok dengan mereka. Jangan terlalu mempermasalahkan. Tidak harus berteman jika mereka tidak mau berteman dengan Anda. Hal yang paling utama adalah menjaga kinerja Anda agar tidak mengecewakan atasan.***